Anggota Silat Tauhid Sajikan Aksi Ekstrim di Kridosono, Apa Saja
YOGYA, KRJOGJA.com - Sebanyak 700 Jamaah Silat Tauhid Indonesia (STI) Minggu (6/5/2018) pagi berkumpul di Stadion Kridosono untuk menggelar latihan bersama (latber) dalam rangka memperingati HUT ke-26.
Berbagai aksi pun dilakukan para anggota perguruan silat tersebut yang tak jarang mengundang decak kagum bahkan rasa tidak percaya. Diataranya, serangan tanpa tersentuh, mematahkan besi kikir dan bis beton. Bahkan besi dragon menggunakan tangan kosong dilakukan tanpa terluka sedikitpun.
Tak hanya itu, anak tangga dari golok tajam, bara api menyala panas dan tebasan pedang dilewati para anggota Silat Tauhid tanpa kesakitan. Pun begitu dengan air keras yang disiramkan ke tangan tak meninggalkan bekas sedikitpun. Sebuah pemandangan yang mungkin tak pernah ingin dilakukan tanpa berlatih.
Ketua Dewan Pendiri STI Andri Rifai Ibnu Gambang mengungkapkan seni beladiri pencak silat merupakan salah satu budaya asli Indonesia yang harus terus dilestarikan. Sejak dibentuk tahun 1992 lalu sudah lebih dari 175 ribu anggota terdaftar yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia.
“Hari ini 700 anggota perwakilan daei seluruh Indonesia bersilaturahmi sekaligus memperingati HUT ke-26 STI. Kami tegaskan konsen menguri-uri budaya nasional, meski kami berbasis Islam namun berpendapat tak mau ikut politik praktis agama apalagi radikal, sori to say tapi kami murni nasionalisme,” ungkapnya.
Terkait ilmu yang bisa menghasilkan tenaga dalam, Gambang mengungkap bahwa hal tersebut bersumber pada kepercayaan pada Allah serta olah nafas. “Tidak ada ilmu hitam atau sejenisnya, olah nafas yang dilandasi doa pada Allah itu rahasianya, dengan terus berlatih tentunya,” sambungnya tersenyum.
Pencak silat sendiri menurut Gambang sangat cocok diterapkan pada generasi muda saat ini. Membekali ilmu bela diri dengan tetap menjunjung kerendahan hati menjadi hal yang perlu terus dilakukan untuk menghadapi tantangan global.
“Banyak hal baik yang didapat melalui Pencak Silat, semua mengarahkan kita pada hal yang baik tanpa meninggalkan Keindonesiaan. Di STI, anggota juga wajib bisa membaca Al Quran dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari,” pungkasnya. (Fxh)
Sumber: Antaranews.com
0 comments:
Post a Comment